Dialog Bersama Petani Saat Panen Raya di Langkat, Gubernur Edy Rahmayadi Harapkan Peningkatan Produktivitas Padi
Gubernur Sumatera Utara (Sumut) Edy Rahmayadi mengharapkan produktivitas tanaman padi bisa lebih baik di masa mendatang, dengan hasil lebih dari 7,5 ton per hektare. Hal itu disampaikannya saat bertatap muka bersama puluhan petani pada Panen Raya Padi dalam rangka memperingati Hari Pangan Sedunia ke-41 di areal persawahan Desa Tanjungkeriahan, Kecamatan Serapit, Kabupaten Langkat, Selasa (26/10).
Hadir di antaranya Dirjen Sarana dan Prasarana Pertanian Kementan Ali Jamil Harahap dan mewakili Ditjen Tanaman Pangan Rachmat, Bupati Langkat Terbit Rencana Peranginangin, Ketua DPRD Langkat Sri Bana, Sekda Langkat Indra Salahuddin, para Ketua Kelompok Tani. Serta turut mendampingi Plt Kepala Dinas Tanaman Pangan dan Hortikultura Bahruddin Siregar, Kepala Biro Administrasi Pimpinan Basarin Yunus Tanjung dan OPD setempat.
Pada momentum panen raya yang dilakukan secara simbolis tersebut, Gubernur juga menyempatkan diri bersilaturahmi bersama para petani sekaligs membuka tanya jawab terkait kondisi hasil panen, perkembangan produksi padi, hingga masukan untuk memajukan pertanian di Sumut, dimana Langkat sebagai satu dari beberapa daerah penghasil padi terbesar di provinsi ini.
“Tentu kita harus bersyukur bahwa Allah telah memberikan tanah yang subur untuk kita kelola. Jika Singapura yang tak punya tanah (lahan pertanian) saja bisa maju, kita juga harus bisa. Sekarang kita punya yang seperti ini (lahan pertanian luas), hasil poduksinya baru 7,5 ton per hektare. Sementara di Thailand itu bisa 13 ton per hektare,” ujar Gubernur membuka dialog bersama petani.
Menurutnya, dengan kemampuan petani di Sumut, seharusnya produktivitas pertanian padi bisa ditambah. Apalagi, katanya, pihak Kementerian Pertanian (Kementan) sudah mencontohkan hal itu di Provinsi Sulawesi Selatan, dimana hasilnya mencapai 9-11 ton per hektare. Untuk itu pihaknya akan meminta para ahli untuk mengkaji dan mempersiapkan pembelajaran serta pelatihan kepada petani.
“Dengan produksi padi peningkat, tentu akan mendatangkan kemakmuran bagi petani. Jadi nanti, tolong para ahli (bidang pertanian) mengkaji bagaimana bisa meningkatkan produktivitas hasil pertanian. Apa yang bisa kami (Pemprov Sumut) bantu, akan kami siapkan,” sebutnya.
Mengawali sesi dialog, Senang Ginting Munthe dan Asal Mulia Peranginangin selaku petani sekaligus pengurus Kelompok Tani (Poktan) di Kecamatan Serapit, meminta agar Gubernur Sumut bisa mempertimbangkan untuk menambah ketersediaan alat mesin pertanian (alsisntan) seperti traktor, serta jaminan benih padi saat masa tanam akan tiba. Termasuk bantuan agar program tanam empat kali dalam setahun bisa dijalankan di daerah ini.
Hal itu langsung dijawab Gubernur dengan mengatakan bahwa alsintan seperti traktor roda dua atau roda empat (TR2 dan TR4) bisa ditambah. Namun untuk jumlahnya, tetap harus dilihat efektivitasnya agar tidak terkesan terlalu banyak. Sebab biasanya digunakan pada saat memasuki masa tanam saja.
Sedangkan untuk program indeks pertanaman empat kali dalam setahun (IP 400) sebagaimana yang telah dicanangkan Kementan, Gubernur tetap memberikan perhatian untuk itu. Namun yang utama untuk saat ini katanya, adalah menambah produktivitas pertanian.
“Untuk itu (program IP 400), nanti akan kita kaji. Kalau hasilnya banyak, tiga kali tanam dalam setahun pun, petani sejahtera juga,” jawabnya.
Sementara Kumaladewi yang juga tergabung dalam kelompok tani di Kecamatan Serapit, meminta agar pemerintah bisa memfasilitasi alat pengering padi, sehingga petani bisa langsung memproduksi beras dan tidak perlu membawa hasil pertanian ke luar daerah/kecamatan.
“Jadi kami bisa memproduksi beras, terus (kemudian) bisa dijual ke toko tani Pak,” katanya, yang langsung mendapat respons baik dari Gubernur dengan meminta persiapan pengelolaan mesin secara optimal jika bantuan dimaksud diberikan.
Senada dengan itu, Dirjen Sarana dan Prasarana Pertanian Kementan Ali Jamil Harahap menyampaikan program pembangunan dari sektor pertanian akan terus diproritaskan pemerintah. Karena itu katanya, Sumut termasuk provinsi yang surplus padi, dengan dukungan iklim yang baik serta ketersediaan lahan.
“Intinya kita sepakat agar tanaman padi ini dijaga dan dipelihara,” kata Ali Jamil yang berharap petani tidak mengganti padi dengan tanaman lain, terutama tanaman keras.
(ADMIN-RS)
Leave a Reply