Buka FGD Komoditi Strategis Hortikultura, Afifi Lubis: Diperlukan Regulasi Tentang Pola Tanam
Kekurangan pasokan sejumlah komoditas hortikultura seperti cabai merah dapat menyebabkan terjadinya inflasi. Karena itu pasokan komoditas pertanian tersebut harus tetap dijaga, antara lain dengan membuat regulasi yang menentukan pola tanam komoditas ini di Sumut.
Hal itu disampaikan Penjabat (Pj) Sekretaris Daerah Sumut Afifi Lubis pada saat membuka Focus Group Discussion mengenai pola tanam komoditi strategis hortikultura Sumut di Hotel Garuda, Jalan Sisingamangaraja, Kota Medan, Selasa (26/10).
Menurut Afifi, regulasi diperlukan untuk mengikat kabupaten/kota agar terintegrasi dalam hal pola tanam komoditas holtikultura. Seperti usaha penjualan buah durian “Ucok Durian” yang tidak pernah kehabisan stok durian sepanjang tahun. Hal itu disebabkan lantaran pola panen durian yang tidak sama di setiap daerah di Sumut.
Berbeda dengan cabai merah yang terkadang ditanam bersamaan di setiap daerah. Sehingga pada akhirnya cabai merah dipanen secara bersamaan, sehingga cabai menumpuk dan harga jualnya pun anjlok. Namun di lain waktu stok cabai merah malah kurang dan harganya pun tinggi. “Cabai merah ini begitu pentingnya bagi kita, sehingga memberikan pengaruh inflasi,” kata Afifi.
Namun sebelum menentukan pola tanam, menurutnya, perlu berbagai perumusan, seperti kondisi cuaca atau musim di setiap kabupaten/kota. “Pola tanam membutuhkan bagaimana gambaran yang harus kita tahu, misalnya kapan cuaca bagus dan harus menanam, kapan musim hujan dan sebagainya, inilah yang perlu dirumuskan, ” kata Afifi.
Afifi mengharapkan FGD tersebut dapat menyelesaikan berbagai persoalan pola tanam di Sumut. Maka perlu dirumuskan secara bersama-sama oleh berbagai pihak terkait. Hasil FGD tersebut diharapkan jadi dasar untuk perumusan regulasi yang mengatur pola tanam.
Selain itu, menurutnya, riset juga penting dilakukan guna meningkatkan kualitas komoditas pangan di Sumut. Ia menyontohkan Thailand yang berhasil melakukan hal itu. Banyak komoditas pertanian dan perkebunan Thailand yang mampu bersaing di pasar internasional.
“Thailand mampu bersaing di pasar internasional, mereka banyak melakukan riset bagaimana memodifikasi komoditas holtikuktura mereka, menurut saya ini perlu kita kuatkan, ” kata Afifi.
Sementara itu, Kepala Biro Perekonomian Setdaprov Sumut Naslindo Sirait mengatakan, pelaksanaan FGD tersebut bertujuan untuk merumuskan penyelesaian masalah pola tanam komoditi holtikultura strategis Sumut. Adapun komoditi yang jadi pembahasan antara lain cabai merah, bawang merah, bawang putih dan jagung.
“Oleh sebab itu Pemprov Sumut mengundang banyak pihak mulai dari BMKG, Kepala Dinas Pertanian kabupaten kota, Kabag Perekonomian Kabupaten kota untuk membicarakan hal itu,” katanya.
(ADMIN-RS)
Leave a Reply