Januari 2021 Sumut Inflasi Lagi, 4 Bulan Berturut-turut di Atas Nasional
Badan Pusat Statistik mencatat pada Januari 2021 Sumatra Utara (Sumut) kembali mengalami inflasi.
Dari gabungan lima kota IHK di Sumut, terjadi inflasi tahun kalender sebesar 0,45 persen. Secara year on year (yoy), inflasi Sumut tercatat sebesar 1,84 persen.
Inflasi di Sumut berada di atas inflasi nasional yang sebesar 0,26 persen. Bila ditilik lebih jauh, selama empat bulan terakhir inflasi di Sumut selalu berada di atas inflasi nasional.
“Bisa kita lihat bahwa dalam empat bulan terakhir mulai bulan Oktober kita mengalami inflasi yang cukup berarti. Ya, inflasi kita di atas inflasi nasional,” kata Kepala Badan Pusat Statistik Sumatra Utara Syech Suhaimi dalam Rilis Berita Resmi Statistik BPS Provinsi Sumatra Utara yang digelar secara virtual, Senin (1/2/2021).
Pada bulan Oktober 2020, Sumut mengalami inflasi sebesar 0,47 persen sementara inflasi nasional hanya 0,07 persen. Pada November 2020, inflasi Sumut adalah 0,33 persen, sementara inflasi nasional sebesar 0,28 persen.
Lebih lanjut, pada bulan Desember Sumut mengalami inflasi sebesar 0,75 persen saat inflasi nasional hanya sebesar 0,45 persen.
Untuk Sumatra Utara, Kota Pematangsiantar adalah kota dengan inflasi tertinggi pada Januari 2021.
“Kota Pematangsiantar merupakan kota paling tinggi tingkat inflasi di bulan Januari yaitu sebesar 1,13 persen (ytd),” kata Syech.
Secara yoy, Kota Pematangsiantar mengalami inflasi sebesar 3,30 persen.
Selanjutnya, wilayah dengan inflasi tertinggi diikuti oleh Kota Gunung Sitoli sebesar 1,08 persen (ytd), Sibolga sebesar 0,74 persen (ytd), Medan dan Padangsidimpuan sebesar 0,38 persen (ytd). Seluruh kota IHK ini mengalami inflasi pada Januari 2021.
Bila dilihat dari kelompok pengeluarannya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau memberi andil paling besar pada inflasi Sumut di bulan ini.
“Kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 1,26 persen. Kelompok ini disebabkan oleh beberapa komoditas, misalnya ikan tongkol atau ikan ampu-ampu terjadi kenaikan yang cukup berarti di bulan Januari ini dengan andilnya 0,058 persen,” imbuh Syech.
Kelompok inflasi tertinggi kedua adalah kelompok penyediaan makanan dan minuman sebesar 0,47 persen. Inflasi di kelompok ini disebabkan kenaikan harga komoditas ketupat dengan andil 0,022 persen. Selanjutnya, kue kering, gulai, dan ikan bakar mengalami kenaikan harga.
Terdapat dua kelompok pengeluaran yang menahan laju inflasi di bulan ini, yaitu kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya serta kelompok transportasi.
“Kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya mengalami deflasi sebesar 0,48 persen, disebabkan oleh penurunan harga emas perhiasan, shampoo, parfum, dan sabun mandi cair,” jelas Syech.
Sementara, kelompok pengeluaran transportasi mengalami deflasi 0,04 persen pada bulan ini. Hal ini disebabkan oleh penurunan harga tiket pesawat dan angkutan antar kota.
(Admin)
Leave a Reply