Februari 2021, Sumut Deflasi 0,35%

Pada Februari 2021, Sumatra Utara (Sumut) mencetak deflasi sebesar 0,35%. Deflasi terjadi karena penurunan harga sejumlah komoditas utama yakni cabai merah, telur ayam ras, daging ayam ras, ikan tongkol/ikan ambu-ambu, cabai rawit, ikan dencis dan sawi hijau. Sementara komoditas yang mengalami peningkatan harga, antara lain apel, upah asisten rumah tangga, pir, pasta gigi, shampo, udang basah, dan wortel.

Kepala Badan Pusat Statistik (BPS) Sumut, Syech Suhaimi, mengatakan, dari 11 kelompok pengeluaran, 2 kelompok memberikan andil deflasi dan 2 kelompok memberikan andil inflasi. Sedangkan 7 kelompok lainnya tidak memberikan andil terhadap inflasi. “Kelompok pengeluaran yang memberikan andil deflasi adalah kelompok makanan, minuman, dan tembakau sebesar 0,35% dan kelompok transportasi 0,02%. Sedangkan kelompok yang menyumbang andil inflasi terhadap inflasi yakni kelompok perlengkapan, peralatan, dan pemeliharaan rutin rumah tangga sebesar 0,02% dan kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya 0,03%,” katanya, Senin (1/3/2021).

Pada Februari 2021, seluruh kota Indeks Harga Konsumen (IHK) di Sumut deflasi, yakni Sibolga sebesar 0,68%, Pematangsiantar sebesar 0,46%, Medan sebesar 0,33%, Padangsidimpuan sebesar 0,28% dan Gunung Sitoli sebesar 1,55%. Gabungan 5 kota IHK di Sumut pada Februari 2021 mencatatkan deflasi 0,35%.

Inflasi Februari 2021 menyebabkan inflasi tahun ke tahun (Februari 2021 terhadap Februari 2020) masing-masing kota IHK yakni Sibolga inflasi 1,57%, Pematangsiantar inflasi 2,73%, Medan inflasi 1,09%, Padangsidimpuan inflasi 3,06% dan Gunung Sitoli inflasi 4,22%. “Dengan demikian, inflasi tahun ke tahun gabungan 5 kota IHK di Sumut sebesar 1,35%,” kata Syech.

Data BPS, dari 24 kota IHK di Pulau Sumatra, 20 kota tercatat deflasi. Deflasi tertinggi di Gunung Sitoli sebesar 1,55% dengan IHK sebesar 107,33 dan terendah di Palembang sebesar 0,08% dengan IHK sebesar 104,99.

(Admin)